Carnocap HPAI
Herbal alami untuk obat kanker, tumor dan kista. Menghambat dan menghentikan pertumbuhan jaringan abnormal penyebab kanker / tumor
Carnocap
Harga Rp. 120.000
IsiKemasan : 50 kapsul @500 mg
Berat Kemasan : 75 gram
Kode : 120/100/30
BPOM TR 133369811
Dibaca : 59.084 views
Review : [14]
Terjual : 300 buah
Label Produk Carnocap HPAI
KEGUNAAN : Membantu memelihara kon-disi kesehatan pada penderita kanker.
KOMPOSISI : Keladi Tikus (Thyponii rhizo-ma ekstrak), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa herba ekstrak), jombang (Taraxa-cumae herba ekstrak), sambiloto (Andrographidis herba ekstrak), kunir putih (Curcumae mangga rhizome ekstrak), temu putih (Curcumae zedoariae rhizome), daun dewa(Gynura divaricata folium ekstrak), bidara upas (Merremiae tubera ekstrak)
ATURAN PAKAI : Dewasa: 3 x 1 kapsul sehari
ANJURAN : Diminum 1 jam sebelum makan, jika memiliki masalah lambung, diminum 1 jam setelah makan.
MANFAAT KANDUNGAN CARNOCAP
Carnocap merupakan obat herbal anti kanker dan anti tumor yang paling lengkap. Dalam setiap kapsul carnocap tergandung zat aktif alamiah untuk membunuh sel kanker sekaligus menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Pada saat minum Carnocap boleh jadi suhu badan anda akan tinggi sehingga merasa seperti orang meriang. Tapi jangan khawatir di dalam kapsul anti kanker carnocap juga sudah sedia penawarnya untuk menurunkan panas, anti radang, anti bengkak sekaligus ada antibiotik alami.
Pada saat proses detox berlangsung mungkin efek pada setiap orang berbeda-beda. Anggota badan yang terkena kanker biasanya akan terasa lebih sakit. Ini bisa jadi tanda bahwa herba tengah bekerja dalam menghambat asupan gizi ke sel-sel kanker.
Untuk melihat manfaat kandungan dan komposisi terbaru dari produk silahkan Anda bisa cek pada link ini.
KOMPOSISI CARNOCAP
- Keladi Tikus (Thyponii rhizoma ekstrak)
- Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa herba ekstrak)
- Jombang (Taraxacumae herba ekstrak)
- Sambiloto (Andrographidis herba ekstrak)
- Kunir Putih (Curcumae mangga rhizome ekstrak)
- Temu Putih (Curcumae zedoariae rhizome)
- Daun Dewa(Gynura divaricata folium ekstrak)
- Bidara Upas (Merremiae tubera ekstrak)
Keladi Tikus atau Typhonium flagelliforme [1]
Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) termasuk famili Araceae dan tergolong tanaman obat, merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak ditemukan di Pulau Jawa dan tumbuh dengan baik pada ketinggian 1-300 m di atas permukaan laut (Essai, 1986).
Keladi tikus merupakan tanaman herbal yang memiliki agen detoksifikasi. Tanaman ini ditemukan memiliki potensi untuk obat anti kanker. Bagian tanaman yang mengandung antikanker adalah seluruh bagian tanaman, yaitu akar, batang, daun dan bunga. Keladi tikus (T. flagelliforme) adalah tanaman herbal yang dapat tumbuh hingga 30 cm. Tanaman ini hidup tersebar di Asia terutama di tempat lembab dan gelap (Chan, Koh & Tengku-Muhammad, 2005).
Kandungan senyawa bioaktif Keladi Tikus
Kandungan senyawa bioaktif pada tanaman keladi tikus yaitu alkaloid, saponin, glikosida (Syahid, 2008), flavonoid, terpenoid, steroid (Nobakht etl al., 2010) dan flavonoid glikosida (Farida et al., 2012). Komponen flavonoid glikosida yang terkandung dalam ekstrak daun tanaman keladi tikus fraksi etil asetat adalah 6-glucosyl apigenine yang dikenal dengan isovitexin.
Isovitexin menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dan efek toksik terhadap Artemia salina (Farida et al., 2012). Ekstrak heksan pada tanaman keladi tikus juga memiliki aktivitas toksik pada Artemia salina (Sianipar, Maarisit & Valencia,2013). Akar tanaman keladi tikus mengandung fenilpropanoid glikosida, sterol dan serebrosida yang memiliki aktivitas hepatotoksik (Huang et al., 2004).
Manfaat Keladi tikus sebagai obat kanker
Keladi tikus merupakan tanaman obat yang bermanfaat dalam mengobati penyakit kanker diantaranya kanker payudara, usus, kelenjar prostate, hati, leukemia dan leher rahim (Hoesen, 2007; Heyne, 1987).
Aktivitas antikanker dari ekstrak keladi tikus pernah diujikan secara in vitro pada dua jenis sel kanker mencit, yaitu P388 lymphocytic leukemia (Choo et al., 2001) dan lymphoid cell line (Neoh, 1992).
Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak non polar dari keladi tikus berhasil memperlihatkan aktivitas antiproliferatif yang baik namun senyawa anti-proliferatif tersebut belum diidentifikasi dengan jelas (Neoh, 1992 ; Cho et al., 2001).
Aktivitas anti leukemia dari ekstrak diklorometan tanaman keladi tikus diujikan pada T4 lymphoblastoid (CEMss) cell line manusia dan hasilnya mengindikasikan adanya efek anti leukemia yang mampu menunjukkan karakteristik morfologi kematian sel yang khusus dan sesuai dengan apoptosis sel.
Analisis Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) menunjukkan adanya kandungan asam linoleat, asam hexadecanoic dan asam 9-hexadecanoic pada ekstrak diklorometan tanaman keladi tikus (Mohan et al., 2011).
Aktivitas anti kanker pada tanaman keladi tikus diujikan pada sel kanker payudara manusia t47d untuk melihat kemampuan tanaman keladi tikus sebagai agen kemoterapi untuk kanker payudara dan efeknya jika dikombinasikan dengan tamoxifen (TAM) (Nurrochmad et al., 2011).
Tamoxifen merupakan salah satu pengobatan kanker payudara yang cukup efektif namun menunjukkan adanya efek samping berupa peningkatan resiko kanker endometrium (Jones et al., 2012). Studi Nurrochmad et al., (2011) menunjukkan bahwa ekstrak tanaman keladi tikus dapat menstimulasi apoptosis sel lebih baik pada konsentrasi yang rendah.
Hasil lain dari studi ini adalah bahwa ekstrak tanaman keladi tikus bekerja lebih efektif dalam menginduksi apoptosis sel tanpa keberadaan TAM. Ekstrak keladi tikus selain itu juga dapat dapat menurunkan efektivitas TAM dalam mengobati kanker payudara jika digunakan secara bersamaan (Nurrochmad et al., 2011). Studi terbaru menunjukkan bahwa ekstrak umbi tanaman keladi tikus fraksi diklorometan berpotensi dalam menghambat poliferiasi sel MCF-7 kanker payudara (Putra et al., 2012).
Rumput Mutiara [2]
Rumput mutiara atau dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Hedyotis corymbosa, adalah tanaman rumput liar yang termasuk ke dalam famili Rubiaceae dan dikenal dengan nama daerah rumput siku-siku, daun mutiara, lidah ular, atau katepan.
Rumput ini tumbuh subur di tanah yang lembap, di kebun kosong yang basah, halaman rumah, pinggir jalan, dan selokan. Rumput mutiara terkenal sebagai tanaman obat yang dimanfaatkan di Cina, India dan wilayah Asia Tenggara untuk mengobati berbagai jenis penyakit.
Morfologi
Rumput mutiara berpenampakan tegak atau condong,sering bercabang mulal dari pangkal batangnya dengan tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang rumput ini bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, dengan tebal 1 mm dan berwarna hijau kecoklatan sampai hijau keabu-abuan.
Daunnya relatif kecil dengan panjang daun 2 – 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung dan pangkal daunnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya dengan tangkai daun sangat pendek dan memiliki rambut pendek pada ujungnya. Akar tanaman herba ini merupakan akar tunggang dengan garis tengah rata-rata 1 mm dengan akar cabang berbentuk benang.
Kandungan dan manfaat
Rumput mutiara mengandung dua senyawa aktif, yaitu asam ursolat dan asam uleanolat yang terbukti dapat mencegah perkembangan pembelahan sel kanker ke tahap yang lebih ganas. Seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan dengan cara dikeringkan terlebih dahulu.
Selain kanker, rumput mutiara juga dapat dipakai untuk menyembuhkan Tonsilitis, pharyngitis, bronkitis, pneumonia, gondongan,radang usus buntu,hepatitis, dan cholecystitis. Lebih lanjut raumput ini dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit luar seperti bisul, uci-uci, dan luka terinfeksi.
Jombang [3]
Jombang yang memiliki nama binomial Taraxacum officinale adalah herba pendek, berbunga kuning dengan daun lebar mendatar dan tepinya berlekuk-lekuk. Seluruh tanaman Jombang bermanfaat, mulai dari daun, batang hingga akarnya. Tanaman Jombang mempunyai rasa manis dan pahit.
Sifat tanaman yang dingin ini berfungsi memperkuat hati (liver) dan lambung. Selain itu tanaman Jombang juga berfungsi sebagai anti biotik, antiradang, menghilangkan bengkak, menghancurkan sumbatan, peluruh kencing (diurentik kuat), membersihkan panas dan racun, serta meningkatkan produksi empedu.
Tanaman ini mengandung Vitamin C tak heran kalau bunganya pun juga juga di pakai sebagai pewarna minuman. Daun Jombang juga bisa di makan mentah-mentah atau istilah orang Jawa sebagai lalapan (memakai bumbu kelapa di sangrai) manfaatnya untuk meningkatkan Trombosit dalam darah serta anti Kanker yang berfungsi sebagai antibody.
Bagi orang sehat Jombang memiliki fungsi untuk menigkatkan daya tahan tubuh serta meningkatkan sel darah putih. Akarnya mempunyai khasiat sebagai anti toksin, peluruh kencing, pereda panas, penguat lambung, meningkatkan nafsu makan, melancarkan pengeluaran ASI, serta menurunkan kadar gula darah.
ATURAN PAKAI CARNOCAP
Dewasa: 3 x 1 kapsul sehari
Referensi:
[1] http://research.binus.ac.id/food-biotech/2015/03/25/17/
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Rumput_mutiara
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_Jombang
Disclaimer
Seluruh informasi yang di sajikan pada halaman ini hanya untuk keperluan informasi semata.
Tidak bisa digunakan sebagai saran pengganti dokter atau herbalis keluarga Anda.
Manfaat yang diinformasikan bukan merupakan manfaat dari produk itu sendiri.
Melainkan manfaat dari bahan-bahan herbal yang terkandung pada produk.
HPA-network tidak bertanggung jawab atas segala efek penggunaan artikel yang di sajikan.
Untuk memastikan kebenaran artikel ini silahkan konsultasikan kembali ke dokter atau herbalis keluarga Anda.
Baca detil penyangkalan disini
Harga produk mungkin telah mengalami perubahan.
Untuk memastikan harga yang berlaku saat ini untuk produk Carnocap, silahkan Anda bisa kunjungi laman : harga terbaru.
Related Products:
Kategori produk : HERBS
- Kelosin (23652)
- Rosella HS (26649)
- Minyak Zaitun Softgel (32917)
- Siena (42564)
- Procumin Habbatus Sauda (48762)
- Carnocap (59085)
- Pegagan HS (62643)
- Procumin Propolis (62920)
- Magafit (64949)
Mohon maaf, Anda tidak diperkenankan copy paste halaman ini, baik sebagian atau keseluruhan tanpa mencantumkan link sumber artikel https://www.hpa-network.com/produk/carnocap